Sabtu, 07 Juni 2014

tugas BI 3

Nama   : suhandi
Kelas    : 3EA09
NPM    : 16211924

PENGERTIAN RESENSI

Resensi  menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD; ulasan hasil karya. Sedangkan kata "mengulas" itu sendiri mempunyai arti memberikan penjelasan dan komentar, menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat, dsb), mempelajari (menyelidiki) dan kata "ulasan" mempunyai arti kupasan, tafsiran, komentar.

Secara singkat, resensi ialah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.

Resensi novel Waktu-Nyi Penengah Dewanti
Identitas Buku

Judul                : Waktu
Penulis             : Nyi Penengah Dewanti
Penerbit           : Zettu
Tahun Terbit    : Juli 2013 (Cetakan I)
Harga               : Rp. 34.000
Jumlah halaman: 210 halaman
Sinopsis
Waktu bercerita tentang remaja putih abu-abu bernama Mitha Nidiana, atau yang kerap disapa Tatha. Suatu hari, dia ketemu cowok senior di sekolahan bernama Delvin. Tipe cowok sengak, songong, badboy, dan ya tipe-tipe cowok tokoh utama novel abege, hahaha. Delvin ini berasal dari keluarga berantakan, karena ayahnya tipe pemukul dan sering kasar sama ibunya.Dalam sisi yang lain, novel ini juga menceritakan tentang persahabatan antara Tatha, Naya dan Janis.
Tatha berasal dari keluarga broken home, ayahnya pemabuk yang keberadaannya entah dimana semenjak ibu mereka meninggal. Dia hidup berdua dengan kakak perempuan yang amat disayanginya bernama Kak Naqi. Kakak yang merangkap sebagai pencari nafkah untuk biaya kehidupan mereka berdua.
Sedangkan Naya berasal dari keluarga sederhana yang pekerja keras. Dia menjadi gadis yang tak merasa gengsi saat membantu pekerjaan ibunya mengantar jahitan atau membantu mengurus adik-adiknya yang lumayan banyak.
Sementara Janis berasal dari keluarga kaya. Papanya adalah pejabat, orang tuanya begitu memanjakannya. Namun dia tetap rendah hati dan amat menyayangi kedua sahabatnya Tatha dan Naya.
Persahabatan antara ketiga gadis remaja terjalin dengan manis. Hingga pada suatu saat salah satu dari mereka diterpa ujian berat. Papa Janis dituduh terlibat kasus korupsi yang tentu saja membuat kehidupan mereka terpuruk dan kacau. Pada saat seperti itulah siapa yang benar-benar sahabat sejati akan menunjukkan diri. Seorang sahabat itu adalah orang yang membantumu bangkit, ketika semua orang menjatuhkanmu, dia tahu kamu penuh dengan kekurangan namun dengan kelebihannya ia menutupi, dia tahu akan ketakutanmu, dengan keberaniannya dia melindungimu.(Halaman 135).
Tak hanya hubungan persahabatan Tatha, Naya dan Janis yang teruji. Tapi juga hubungan Tatha dan Delvin. Hubungan keduanya agak tersendat karena musabab yang tak terduga sebelumnya. Kejadian yang sama sekali tak mereka sangka menyeret kak Naqi ke dalam pusaran masalah mereka.
Kak Naqi juga punya kisah asmara, namun ternyata kisahnya tanpa sengaja membuat retaknya asmara Tatha dan Delvin. Begitulah kehidupan tak semulus semua rencana-rencana dan harapan. Namun cinta tak bisa menipu. Tatha pada akhirnya mampu merasakannya, semacam ketika hujan menderas, lalu kau berada di balik selimut, terasa hangat dan menyeluruh. (Halaman 207)
Kelebihan  : Semua cerita tersaji dengan penceritaan yang ringan namun menyentuh. Renyah dan pas sekali dibaca saat pikiran penat tak ingin membaca atau berpikir yang berat. Setting dan bahasa khas anak-anak remaja berkutat dengan sekolahan, mall dan juga trend fashion --termasuk tentang tato dan tindik-- banyak dituturkan didalamnya. Namun tetap mengusung pesan bahwa di dalam hingar bingar semua itu yang paling bernilai dan bermanfaat dan hubungan bermasyarakat adalah kepribadian yang baik dan toleransi.
Kekurangan : Penampilan kavernya mungkin terasa agak kurang menggelitik. Hanya bergambar jam berbentuk hati, yang warnanya juga kalem, tidak mencolok dan mencuri perhatian. Namun ketika membaca isinya baru menemukan benang merah bahwa memang dalam novel ini juga berbicara cinta yang berpusar dalam putaran waktu (yang dianalogikan dengan gambar jam). Waktu yang mengantarkan mereka dalam pemehaman yang lebih bijak, dan waktu pula lah yang mempertemukan mereka –para tokohnya- untuk menemukan harapan-harapannya, dan juga menemukan pengalaman-pengalaman berharga yang menjadi pelajaran untuk kehidupan mereka.