Nama : suhandi
Kelas : 3EA09
NPM : 16211924
PENGERTIAN RESENSI
Resensi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang nilai sebuah hasil karya, baik itu
buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD; ulasan hasil
karya. Sedangkan kata "mengulas" itu sendiri mempunyai arti
memberikan penjelasan dan komentar, menafsirkan (penerangan lanjut, pendapat,
dsb), mempelajari (menyelidiki) dan kata "ulasan" mempunyai arti
kupasan, tafsiran, komentar.
Secara singkat, resensi ialah
suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya. Tujuan resensi
adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu
patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
Resensi novel Waktu-Nyi Penengah
Dewanti
Identitas Buku
Judul : Waktu
Penulis : Nyi Penengah Dewanti
Penerbit : Zettu
Tahun
Terbit : Juli 2013 (Cetakan I)
Harga : Rp. 34.000
Jumlah
halaman: 210
halaman
Sinopsis
Waktu bercerita tentang remaja
putih abu-abu bernama Mitha Nidiana, atau yang kerap disapa Tatha. Suatu hari,
dia ketemu cowok senior di sekolahan bernama Delvin. Tipe cowok sengak,
songong, badboy, dan ya tipe-tipe cowok tokoh utama novel
abege, hahaha. Delvin ini berasal dari keluarga berantakan, karena ayahnya tipe
pemukul dan sering kasar sama ibunya.Dalam sisi yang lain, novel ini juga
menceritakan tentang persahabatan antara Tatha, Naya dan Janis.
Tatha berasal dari keluarga broken
home, ayahnya pemabuk yang keberadaannya entah dimana semenjak ibu mereka
meninggal. Dia hidup berdua dengan kakak perempuan yang amat disayanginya
bernama Kak Naqi. Kakak yang merangkap sebagai pencari nafkah untuk biaya
kehidupan mereka berdua.
Sedangkan Naya berasal dari
keluarga sederhana yang pekerja keras. Dia menjadi gadis yang tak merasa gengsi
saat membantu pekerjaan ibunya mengantar jahitan atau membantu mengurus adik-adiknya
yang lumayan banyak.
Sementara Janis berasal dari
keluarga kaya. Papanya adalah pejabat, orang tuanya begitu memanjakannya. Namun
dia tetap rendah hati dan amat menyayangi kedua sahabatnya Tatha dan Naya.
Persahabatan antara ketiga gadis
remaja terjalin dengan manis. Hingga pada suatu saat salah satu dari mereka
diterpa ujian berat. Papa Janis dituduh terlibat kasus korupsi yang tentu saja
membuat kehidupan mereka terpuruk dan kacau. Pada saat seperti itulah siapa
yang benar-benar sahabat sejati akan menunjukkan diri. Seorang sahabat itu
adalah orang yang membantumu bangkit, ketika semua orang menjatuhkanmu, dia
tahu kamu penuh dengan kekurangan namun dengan kelebihannya ia menutupi, dia
tahu akan ketakutanmu, dengan keberaniannya dia melindungimu.(Halaman 135).
Tak hanya hubungan persahabatan
Tatha, Naya dan Janis yang teruji. Tapi juga hubungan Tatha dan Delvin.
Hubungan keduanya agak tersendat karena musabab yang tak terduga sebelumnya.
Kejadian yang sama sekali tak mereka sangka menyeret kak Naqi ke dalam pusaran
masalah mereka.
Kak Naqi juga punya kisah asmara,
namun ternyata kisahnya tanpa sengaja membuat retaknya asmara Tatha dan Delvin.
Begitulah kehidupan tak semulus semua rencana-rencana dan harapan. Namun cinta
tak bisa menipu. Tatha pada akhirnya mampu merasakannya, semacam ketika
hujan menderas, lalu kau berada di balik selimut, terasa hangat dan menyeluruh.
(Halaman 207)
Kelebihan : Semua cerita tersaji dengan penceritaan yang
ringan namun menyentuh. Renyah dan pas sekali dibaca saat pikiran penat tak
ingin membaca atau berpikir yang berat. Setting dan bahasa khas anak-anak
remaja berkutat dengan sekolahan, mall dan juga trend fashion --termasuk
tentang tato dan tindik-- banyak dituturkan didalamnya. Namun tetap mengusung
pesan bahwa di dalam hingar bingar semua itu yang paling bernilai dan
bermanfaat dan hubungan bermasyarakat adalah kepribadian yang baik dan
toleransi.
Kekurangan : Penampilan kavernya mungkin
terasa agak kurang menggelitik. Hanya bergambar jam berbentuk hati, yang
warnanya juga kalem, tidak mencolok dan mencuri perhatian. Namun ketika membaca
isinya baru menemukan benang merah bahwa memang dalam novel ini juga berbicara
cinta yang berpusar dalam putaran waktu (yang dianalogikan dengan gambar jam).
Waktu yang mengantarkan mereka dalam pemehaman yang lebih bijak, dan waktu pula
lah yang mempertemukan mereka –para tokohnya- untuk menemukan
harapan-harapannya, dan juga menemukan pengalaman-pengalaman berharga yang
menjadi pelajaran untuk kehidupan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar